Tuesday 16 January 2018

Membumikan Literasi cara Komunlis Probolinggo


PADA abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif.


Berdasarkan hal itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dilakukan menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Dan, SMP Negeri 4 Kota Probolinggo sangat mendukung GLS. Menggandeng Komunitas Menulis (Komunlis), Sabtu, (6/1/2018) menghelat Meet Up Luar Biasa Komunlis, yang menghadirkan sejumlah narasumber untuk berbagi literasi kepada puluhan siswa dan guru SMPN 4 Probolinggo serta pegiat literasi Kota Bayuangga tersebut.

Bertempat di Reading Park sekolah, acara yang dimulai pukul 12.00 WIB tersebut dibuka dengan penampilan salah satu pegiat literasi Komunlis, Gemini Juniwaty yang membacakan puisi dari buku kumpulan puisi karya Stebby Julionatan bertajuk Kota Tuhan.
Selanjutnya, sesi pertama diisi Yeti Kartikasari, pegiat Komunlis. Dalam kesempatan itu, dia menceritakan aktivitasnya yang menyenangkan dalam bidang literasi. Sekaligus membedah buku baru yaitu, kumpulan cerpen terbaru, berjudul Pulau Kekasih yang ditulis penulis nasional Afik Rahman.
Pulau Kekasih, salah satu buku yang direkomendasikannya untuk dibaca para guru dan pelajar. Untuk menggali dan memahami nilai-nilai kasih sayang, perdamaian sekaligus membumikan rasa kemanusiaan di antara sesama yang saat ini seolah kehilangan makna.

”Dunia literasi itu sangat luas cakupannya. Tidak hanya menulis, tetapi sekaligus membaca karya orang lain yang memberikan spirit untuk berbuat kebaikan,” terang Yeti yang juga kontributor salah satu majalah nasional ini.
Yeti yang juga blogger ini juga memotivasi peserta untuk bijak menggunakan akun media sosial melalui postingan-postingan positif yang berupa karya. Memublikasikan karya melalui medsos, ujarnya, akan membuat karya yang dibuat memiliki nilai manfaat bagi orang lain.
”Semakin banyak karya kita yang dibaca orang dan itu bernilai kebaikan, maka akan menjadi tabungan kebaikan pula bagi kita,” ulas pengajar jurnalistik di beberapa sekolah di Pandaan ini.
Grace Stanny Kippuw, salah satu pengajar di SMPN 4 Kota Probolinggo mengaku, kegiatan yang digagas Komunlis ini bisa mendukung potensi anak-anak didiknya untuk berkarya. Tidak terbatas hanya di sekolah saja dengan jam terbatas.
”Melalui Komunlis, siswa-siswi saya bisa bisa sekaligus mengasah jam terbangnya dalam bidang kepenulisan,” terangnya dengan tersenyum.
Selain bincang buku, kegiatan tersebut juga menghadirkan M Ikhwanul Muslimin  AMd dari Perpustakaan Kota Probolinggo yang berbagi mengenai pentingnya mengarsip semua dokumentasi yang dimiliki.

–– ADVERTISEMENT ––

Diterangkan Ikhwan, dengan menyimpan semua dokumen berharga yang dimiliki, akan memudahkan untuk menyusun portofolio apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Stebby Julionatan, pendiri Komunlis mengungkapkan, secara rutin pihaknya bekerjasama dengan sekolah dan lembaga menggelar kegiatan serupa. Sebagai bagian dari ikhtiar untuk membumikan literasi ke hati banyak tunas bangsa di Kota Probolinggo dan sekitar.

bisa juga dibaca di: http://surabaya.tribunnews.com/2018/01/12/membumikan-literasi-cara-komunlis-probolinggo?page=all

No comments:

Post a Comment

Membumikan Literasi cara Komunlis Probolinggo PADA  abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan ke...